SUATU saat kami duduk di Masjid Jogokariyan, di hadirat Syaikh Dr.
Abu Bakr Al ‘Awawidah, Wakil Ketua Rabithah ‘Ulama Palestina. Kami
katakan pada beliau, “Ya Syaikh, berbagai telaah menyatakan bahwa
persoalan Palestina ini takkan selesai sampai bangsa ‘Arab bersatu.
Bagaimana pendapat Anda?”
Beliau tersenyum. “Tidak begitu ya Ukhayya”, ujarnya lembut.
“Sesungguhnya Allah memilih untuk menjayakan agamanya ini sesiapa yang
dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk mereka
syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama & kejayaan
itu.”
“Pada kurun awal”, lanjut beliau, “Allah memilih Bangsa ‘Arab.
Dipimpin RasuluLlah, Khulafaur Rasyidin, & beberapa penguasa Daulah
‘Umawiyah, agama ini jaya. Lalu ketika para penguasa Daulah itu beserta
para punggawanya menyimpang, Allahpun mencabut amanah penjayaan itu dari
mereka.”
“Di masa berikutnya, Allah memilih bangsa Persia. Dari arah Khurasan
mereka datang menyokong Daulah ‘Abbasiyah. Maka penyangga utama Daulah
ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al Baramikah, hingga panglima,
bahkan banyak ‘Ulama & Cendikiawannya Allah bangkitkan dari kalangan
orang Persia.”
“Lalu ketika Bangsa Persia berpaling & menyimpang, Allah cabut
amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi; puncaknya
Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-anaknya.”
“Ketika mereka juga berpaling, Allah alihkan amanah itu pada
bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir; Quthuz,
Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang Mamluk.”
“Ketika para Mamalik ini berpaling, Allah pula memindahkan amanah itu
pada Bangsa Turki; ‘Utsman Orthughrul & anak turunnya, serta
khususnya Muhammad Al Fatih.”
“Ketika Daulah ‘Aliyah ‘Utsmaniyah ini berpaling juga, Allah cabut
amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum menunjuk
bangsa lain lagi untuk memimpin penjayaan Islam ini.”
Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum. Dengan matanya
yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan wajahnya pada kami
lalu berkata. “Sungguh di antara bangsa-bangsa besar yang menerima
Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek, berkulit kecoklatan, lagi
berhidung pesek”, katanya sedikit tertawa, “Yang belum pernah ditunjuk
Allah untuk memimpin penzhahiran agamanya ini.”
“Dan bukankah Rasulullah bersabda bahwa pembawa kejayaan akhir zaman
akan datang dari arah Timur dengan bendera-bendera hitam mereka? Dulu
para ‘Ulama mengiranya Khurasan, dan Daulah ‘Abbasiyah sudah menggunakan
pemaknaan itu dalam kampanye mereka menggulingkan Daulah ‘Umawiyah.
Tapi kini kita tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari
Maroko, sampai Merauke”, ujar beliau terkekeh.
“Maka sungguh aku berharap, yang dimaksud oleh Rasulullah itu adalah
kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas kalian adalah
menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah memimpin peradaban
Islam.”
“Ah, aku sudah melihat tanda-tandanya. Tapi barangkali kami, para
pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang di garis depan.
Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar menanti kalian datang.
Bersabar hingga kita bersama shalat di Masjidil Aqsha yang merdeka
inshaallah.”
Ah.. Campur aduk perasaan, tertusuk-tusuk rasa hati kami di
Jogokariyan mendengar ini semua. Ya Allah, tolong kami, kuatkan kami. (ip)
0 Response to "Pembawa Kejayaan Akhir Zaman akan Datang dari Arah Timur"
Post a Comment